12 Cara Self Healing yang Dapat Kamu Sosialisasikan pada Karyawanmu

Table of Contents

Bagaimana cara self healing yang tepat? Beberapa tahun ke belakang self healing menjadi topik perbincangan yang populer. Banyaknya kejadian tidak menyenangkan membuat masyarakat menjadi stres bahkan depresi. Stress dan depresi juga menjadi masalah yang dialami oleh para HRD. Tidak jarang HRD harus menarik urat ketika mengelola SDM. 

Keberadaan virus COVID-19 yang telah membunuh ratusan ribu orang juga semakin memperburuk keadaan. Batasan keluar rumah juga memberikan dampak kuat pada kesehatan mental masyarakat. Global health crisis yang diberitakan oleh para ahli perlu segera ditindak lanjuti. Jika kamu adalah salah satunya maka beberapa cara self healing yang ada di artikel ini layak dicoba. 

Pengertian Self Healing

Istilah self healing semakin keras digaungkan sejak munculnya pemberitaan terkait banyaknya jumlah orang yang mengalami depresi. Self healing sendiri merupakan salah satu cara menyembuhkan luka batin dan mental dari berbagai gangguan kesehatan khususnya mental dan emosional.

Self healing atau penyembuhan diri menjadi penting ketika kamu mengalami trauma, stres, kecemasan berlebihan, luka batin, dan depresi. Permasalahan ini sering kali dianggap enteng atau sebagai sekedar munculnya emosi negatif oleh masyarakat karena kurangnya wawasan terhadap kesehatan mental.

Padahal pembiaran gangguan mental dalam jangka waktu panjang bisa sangat berbahaya. Mereka bisa terkena gangguan jiwa bahkan berakhir bunuh diri. Oleh karena itu sangat penting melakukan sesuatu untuk mengatasinya.

Baca juga: 12 Cara Mudah Menghilangkan Stres Kerja

Manfaat Self-Healing bagi Karyawan yang Mengalami Masalah Mental

Secara umum, tujuan self-healing dalam konteks karyawan adalah memberikan alat dan sumber daya yang dapat membantu karyawan mengelola stres, mengobati luka batin, mencegah masalah yang lebih besar, dan meningkatkan pengalaman kerja mereka. Berikut beberapa manfaat lebih lanjut dari self healing:

1. Pengelolaan Beban Kerja

Dengan mendeteksi tingkat beban kerja yang tinggi, self-healing dapat membantu mengelola tugas atau tanggung jawab karyawan untuk mencegah akumulasi stres.

2. Pencegahan Burnout

Self-healing dapat membantu mencegah burnout dengan memberikan peringatan atau saran untuk istirahat dan pengaturan waktu yang lebih baik, membantu karyawan menjaga keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi.

3. Meningkatkan Kualitas Hidup Kerja

Dengan mencegah atau merespons cepat terhadap situasi stres, self-healing dapat meningkatkan kualitas hidup kerja karyawan, menciptakan lingkungan yang lebih mendukung dan berkelanjutan.

4. Pemulihan yang Cepat

Jika karyawan mengalami stres, self-healing dapat membantu memfasilitasi pemulihan dengan memberikan arahan atau opsi yang dapat membantu karyawan kembali ke kondisi kerja yang optimal.

5. Peningkatan Produktivitas dan Kreativitas

Self-healing dapat memberikan manfaat dalam hal peningkatan produktivitas dan kreativitas karyawan. Karyawan yang merasa didukung dan mampu mengelola stresnya lebih mungkin memberikan kontribusi yang lebih positif di tempat kerja.

Baca juga: Pelajari Apa Itu Produktivitas Kerja Karyawan, Faktor Penentu dan Cara Mengukurnya?

12 Cara Self Healing Terbaik yang Bisa Kamu Coba

Selain melakukan konseling bersama psikolog, kamu bisa mencoba cara-cara berikut ini sebagai langkah menyembuhkan diri sendiri. 

1. Lakukan Self Compassion

Self compassion yang dimaksudkan ialah memberikan ruang kepada diri sendiri untuk memahami keadaan emosi atas penderitaan yang dialami. Cara self healing ini berguna untuk memahami diri sendiri. Self compassion membuat seseorang bisa meningkatkan kepedulian, merespon peristiwa buruk, dan berupaya membebaskan diri dari masa lalu yang menakutkan

Tidak jarang seseorang berusaha menjadi kuat dalam berbagai keadaan. Mereka tidak ingin terlihat lemah saat melalui permasalahan yang ada. Ada juga yang menuntut diri mereka untuk selalu berhasil pada berbagai keadaan. 

Tindakan ini sering tidak disadari karena sudah menjadi kebiasaan sejak kecil. Namun cobalah berhenti sejenak dan berkata pada diri sendiri bahwa kamu sudah mencoba yang terbaik. Coba katakan beberapa hal ini kepada diri sendiri. 

 

“Tidak apa-apa jika kamu ingin menangis”.

“Kamu sudah melakukan semua yang bisa dilakukan. Ini saatnya untuk beristirahat sejenak”. 

“Terima kasih karena sudah bertahan dan menjadi kuat pada masa yang tidak mudah”. 

“Tidak apa-apa jika kamu gagal lagi, selalu ada kesempatan baru mencoba hal yang lain”

 

Contoh kalimat di atas ingin memberi tahu diri sendiri bahwa kamu mengerti perasaan yang sedang dirasakan. Kamu pasti pernah mencoba memberikan rasa nyaman dan pengertian kepada teman yang mengalami masalah, bukan? Lakukanlah tindakan yang sama kepada diri sendiri. 

2. Manajemen Stres

Karyawan dapat belajar teknik manajemen stres yang efektif untuk mengelola tekanan dan tuntutan pekerjaan. Ini dapat meliputi melakukan latihan relaksasi, seperti pernapasan dalam, meditasi, atau yoga. Membuat jadwal yang teratur, mengatur prioritas dengan baik, dan belajar mengatakan “tidak” ketika terlalu banyak tugas juga merupakan strategi yang penting untuk mengurangi stres.

3. Mencari Dukungan Sosial

Menjaga hubungan yang baik dengan rekan kerja, keluarga, atau teman-teman dapat memberikan dukungan sosial yang penting dalam proses self-healing. Berbagi pengalaman, mencari saran, atau hanya mendengarkan dapat membantu mengurangi beban emosional dan meningkatkan perasaan koneksi sosial.

Baca juga: Lingkungan Kerja yang Baik: Pengaruh, Ciri, dan Kriterianya

4. Usahakan Tidur yang Cukup

 

self healing tidur

 

Sakit secara mental sudah pasti mengganggu. Kamu jadi tidak bisa merespon setiap masalah dengan baik. Memperbaiki jam tidur dapat menjadi cara sederhana untuk mengatasinya. Jika selama ini kamu terus begadang karena satu dan lain hal, maka mulailah tidur cukup 7-8 jam sehari. 

Tidur yang cukup membuat kamu jauh lebih segar dan bertenaga menghadapi hari. Nyatanya kekurangan waktu tidur mampu mengakibatkan stres. Hormon dalam tubuh kita juga akan bereaksi negatif seperti khawatir dan tertekan. 

5. Lakukan Meditasi dan Praktikkan Mindfulness

Meditasi dianggap menjadi self healing terbaik yang mana dilakukan dengan berdiam diri sambil mengatur tempo pernapasan. Dari banyaknya jenis meditasi, kamu bisa mempraktikkan mindfulness. Meditasi satu ini bertujuan untuk mengolah perasaan dan pikiran yang berantakan. Kamu bisa mencoba menjadi tenang terlepas dari semua masalah yang ada. 

Cara melakukannya sederhana yakni mencari tempat yang tenang dan duduk dengan posisi paling nyaman. Tariklah napas dalam-dalam, kemudian buang secara perlahan. Lakukan meditasi ini selama 30 menit sampai 1 jam untuk menenangkan diri. Kamu bisa melakukan meditasi tersebut setiap kali merasa kewalahan menghadapi masalah atau perasaan trauma yang datang. 

Baca juga: 8 Cara Ampuh Mengatasi Burnout selama Bekerja

6. Memiliki Waktu Khusus dengan Diri Sendiri (Me-Time)

Budaya hustle rasanya sudah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan cepat. Kesibukan terus bertambah karena adanya organisasi atau perkumpulan hobi. Menyibukkan diri seolah menjadi satu-satunya jalan untuk membuat mental kembali membaik. 

Perlu kamu ketahui bahwa tindakan ini tidak menyelesaikan gangguan kondisi mental yang ada. Sebaliknya justru hanya akan meningkatkan stres dan membuat kamu semakin menderita. Membuat diri sibuk hanyalah pengalihan karena kamu tidak mau menghadapi permasalahan. Cobalah memberikan ruang bagi diri sendiri untuk berdiam dan menata pikiran. 

Memberi ruang atau me-time bisa dilakukan dengan bersepeda di sore hari, berjalan-jalan ke mall, atau bahkan sekadar mendengarkan musik. Kamu bisa mulai lagi melakukan kesenangan-kesenangan pribadi yang sudah lama tidak dilakukan. 

7. Berdamai dengan Diri Sendiri

Berdamai dengan diri sendiri berarti menerima semua kenyataan yang sedang terjadi. Ada banyak kasus di mana kamu akan menemukan diri sendiri menolak perasaan yang sedang dialami. Padahal tidak ada salahnya untuk menerima semua perasaan yang kamu rasakan. Takut dan khawatir adalah perasaan yang wajar. Jangan berusaha menolak dan melakukan pengalihan, tetapi cobalah mengakui dan melakukan validasi terhadap semua perasaan. 

8. Memberikan Ruang untuk Berekspresi

 

self healing berekspresi

 

Satu lagi yang sering dilewatkan yaitu berekspresi. Sudah berapa lama kamu memendam perasaan? Takut dihakimi orang lain? Hal-hal seperti ini tidak boleh kamu biarkan terjadi. Memendam perasaan marah, kecewa, dan sedih hanya akan mengganggu kesehatan mental. 

Mulailah berbincang dengan teman atau keluarga yang bisa kamu percaya. Ceritakan perasaan kamu tentang suatu kejadian buruk yang sedang dialami. Bercerita dapat membuat beban berkurang dan memberikan perasaan lega. Kamu akan jadi lebih tenang serta mampu berpikir menggunakan akal sehat.

Baca juga: 6 Cara Mengatasi Lingkungan Kerja Toxic

9. Berolahraga Secara Rutin

Berolahraga dapat menjadi alternatif lain saat sedang stres dan depresi. Dua perasaan itu tentu akan membuat kamu merasa malas melakukan kegiatan apa pun. Tetapi coba lawan semua rasa malas dan mulailah berolahraga. Melakukan olahraga terbukti menaikan hormon endorfin dan serotonin yang dapat memperbaiki suasana hati. Kamu akan merasa lebih bertenaga dan termotivasi untuk melakukan berbagai kegiatan. 

Cobalah rutin melakukan olahraga apa saja yang bisa kamu lakukan. Baik itu bersepeda, berlari di sekitar kompleks rumah atau pergi ke gym. Berolahraga akan membantu kamu mengatasi rasa stres dan gelisah. Selain pikiran dan hati menjadi lebih tenang, tentu saja badan kamu akan menjadi jauh lebih sehat. 

10. Mengekspresikan Diri Melalui Kegiatan Positif

Selanjutnya, cobalah perluas caramu bereskpresi dengan menemukan berbagai kegiatan positif yang kamu gemari. Selain membuat hati terasa senang, mengikuti berbagai kegiatan positif dapat membuat harimu menjadi lebih warna.

Sebagai contoh, kamu bisa mengekspresikan sekaligus meningkatkan kepedulian pada sesama dengan mengikuti kegiatan bakti sosial. Atau, kamu juga bisa menulis ekspresif untuk menjelaskan segala perasaan yang dialami.

11. Hiduplah di Masa Kini

Seringkali, luka batin terdalam muncul dari penyesala akan masa lalu dan juga kecemasan berlebihan akan masa depan. Untuk dapat memulai proses penyembuhan luka batin, cobalah untuk berfokus pada masa kini.

Hal ini bukan berarti kamu wajib melupakan masa lalu ataupun tidak perlu memikirkan rencana masa depan. Tetapi, kamu harus menyadari dan menerima bahwa kamu tidak bisa mengubah masa lalu ataupun mengontrol apa yang akan terjadi di masa depan. Dengan memahami konsep ini, hatimu akan terasa lebih tenang.

12. Mencari Hobi Baru

Terakhir cobalah mencari hobi dan kesenangan yang baru. Jika kamu merasa tidak bersemangat melakukan hobi sebelumnya maka cari kesenangan baru yang membuat kamu lebih termotivasi. Tentu cara ini hanya akan berhasil mengatasi gangguan mental ketika kamu sudah berurusan dengan perasaan dan pemikiran yang mengganggu. 

Kurangi Beban Kerja Administrasimu dalam Menyusun Laporan Kinerja Karyawan dengan HR Software

Mulailah mencoba mengurangi stres karena pekerjaan dengan menggunakan aplikasi HRD dari StaffAny. Aplikasi StaffAny memuat semua fitur penting untuk membantu meringankan tugas administrasi perusahaan. 

Kamu bisa mengucapkan selamat tinggal kepada berbagai data yang berantakan dan sering hilang. Aplikasi StaffAnny memiliki fitur penjadwalan, absen, dan laporan real time yang bisa diakses dengan mudah.

Kamu tidak perlu mengeluarkan usaha besar untuk merapikan data-data karyawan karena aplikasi HRD StaffAny akan melakukannya. Yuk coba aplikasinya sekarang juga dengan mendaftar Start Up Plan melalui website StaffAny.

Like this article?

Share on Facebook
Share on LinkedIn
WhatsApp

Related article

Leave a comment