7 Cara Mengukur Kinerja Karyawan dalam Bisnis

Table of Contents

Seberapa penting pengukuran kinerja karyawan untuk bisnismu? Jawabannya adalah sangat penting. Kamu bisa memberikan umpan balik (feedback) mengenai keberhasilan dan kegagalan karyawan selama bekerja.

Tidak hanya itu, kamu pun bisa menentukan strategi pengembangan dan peningkatan kinerja karyawan pada masa depan. Pertanyaannya, sudahkah kamu mengetahui cara mengukur kinerja karyawan yang objektif dan akurat?

StaffAny akan mengulas lengkap mengenai metode pengukuran kinerja karyawan sebagai panduanmu. Simak artikelnya sampai selesai agar kamu bisa mengukur kinerja karyawan lebih akurat.

Cara Mengukur Kinerja Karyawan yang Bisa Dicoba

Cara Mengukur Kinerja Karyawan

Ada tujuh metode pengukuran kinerja karyawan bisa diterapkan dalam bisnismu. Apa saja? Lihat penjelasannya di bawah ini.

1. Traditional Assessment

Traditional assessment hanya melibatkan pengukuran kinerja dari atasan langsung kepada karyawannya. Dalam metode ini, atasan dan karyawan berdiskusi tentang hasil pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab yang telah dikerjakan, kemudian membandingkannya dengan target yang telah ditentukan. Atasan berkesempatan memberikan solusi untuk karyawan agar lebih maksimal dalam mencapai targetnya. 

Kelebihannya, traditional assessment merupakan metode yang sederhana sehingga karyawan dan atasan sudah terbiasa dengan cara ini. Namun, ada juga kekurangan traditional assessment, yaitu kemungkinan tingginya bias karena pengukurannya hanya dilakukan oleh atasan.

Baca juga: Evaluasi Kinerja Karyawan: Pengertian, Tujuan, & Manfaatnya

2. Management by Objectives (MBO)

Metode pengukuran ini berguna untuk menilai kinerja karyawan berdasarkan tujuan jangka pendek yang telah dibuat. Proses MBO melalui tiga tahap, yaitu perencanaan tujuan (planning), pemantauan (monitoring), dan pengukuran kinerja (reviewing). 

Kelebihan MBO adalah karyawan bisa mengetahui tujuan yang harus dikejar serta atasan dan manajer bisa berkomunikasi dua arah. Namun, metode ini kurang cocok diterapkan kalau kamu ingin melakukan culture fit alias kecocokan karyawan dengan budaya kerja bisnis.

3. 360-Degree Feedback

Sesuai istilahnya, 360-degree feedback menggunakan pengukuran kinerja dari semua pihak yang pernah bekerja sama dengan karyawan. Pihak tersebut bisa berupa atasan, rekan kerja, tim Human Resources Department (HRD), klien atau konsumen, bahkan diri sendiri.

Semua pihak tersebut memberikan penilaian dalam lima komponen, yaitu self-appraisal, manager review, peer review, Subordinate Appraising Manager (SAM), dan customer review.

360-degree feedback memiliki kelebihan, yaitu mengurangi bias dalam melakukan pengukuran. Karyawan makin menyadari perannya di tempat kerja melalui berbagai sudut pandang atau perspektif.

Baca juga: Performance Appraisal: Definisi, Tujuan, & Jenis

4. Psychological Appraisal

Psychological appraisal melibatkan pengukuran dari psikolog melalui tes, wawancara, dan diskusi psikologis. Metode ini berguna untuk mengenali potensi tersembunyi dalam diri karyawan agar mereka bisa mengetahui prospek kerjanya pada masa depan dan mengembangkan kemampuannya tersebut. 

Ada tujuh komponen utama kinerja karyawan yang dinilai dalam psychological appraisal, yaitu: kemampuan interpersonal, kemampuan kognitif, kemampuan intelektual, kecerdasan emosional, keterampilan terkait, kepemimpinan, dan karakter kepribadian.

Pengukuran kinerja ini lebih akurat karena ditangani langsung oleh psikolog. Namun, psychological appraisal juga memiliki kekurangan dari segi dana dan waktu.

5. Behavior Anchored Rating Scale (BARS)

Metode pengukuran kinerja karyawan ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. BARS mengukur kualitas kinerja karyawan sesuai indikator yang telah ditetapkan, kemudian hasilnya diubah dalam data kuantitatif seperti persentase atau rating angka. Kelebihan metode pengukuran BARS adalah memiliki standar yang jelas sehingga evaluasinya lebih konsisten dan terarah.

6. Human Resources (Cost) Accounting Method

Metode ini mengukur kinerja karyawan berdasarkan manfaat finansial yang berhasil diberikan kepada bisnisnya. Human Resources Cost Method menggunakan perbandingan antara biaya mempertahankan karyawan dan kontribusi yang diperoleh bisnis dari karyawan tersebut. Kamu bisa menggunakan metode ini jika ingin memberikan bonus atau menaikkan upah karyawan.

7. Assessment Center Method

Metode ini menggunakan sistem partisipasi dalam pengukuran kinerja karyawan. Bentuk partisipasinya bisa berupa simulasi sosial, pencarian fakta, pengambilan keputusan, permainan peran (role-playing), dan diskusi informal. Metode ini bisa memperkirakan kinerja seseorang pada masa depan, tetapi kurang efektif dari segi biaya dan waktu.

Metode pengukuran di atas tentu membutuhkan data atau informasi seputar kinerja karyawan yang telah dilakukan. Kamu bisa menggunakan fitur EngageAny untuk melacak performa mereka dalam jangka waktu tertentu. Kamu pun bisa memberikan rewards kepada karyawan apabila mereka sudah mencapai target tertentu dalam pekerjaannya.

Baca juga: HR Metrics: Pengertian, Fungsi, dan Jenisnya

9 Indikator dalam Pengukuran Kinerja Karyawan

Pengukuran kinerja karyawan membutuhkan sejumlah indikator agar hasilnya akurat. Ada 9 indikator yang menjadi bagian dari kinerja karyawan, yaitu:

1. Kehadiran atau Presensi

Mengukur ketepatan waktu masuk kantor dan jumlah kehadiran karyawan dalam sebulan untuk memastikan mereka mencapai target kerja yang ditetapkan.

2. Kualitas Pekerjaan

Mengukur tingkat keakuratan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan sesuai standar yang telah ditetapkan.

3. Jumlah Pekerjaan yang Diselesaikan

Mengukur jumlah pekerjaan yang selesai dalam kurun waktu tertentu untuk menilai efisiensi dan produktivitas karyawan.

4. Ketepatan Waktu

Mengukur ketepatan waktu karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan dan memenuhi target yang ditentukan.

5. Kerja Sama

Mengukur kemampuan karyawan dalam bekerja sama dengan rekan kerja serta kolaborasi dalam pekerjaan kelompok.

Baca juga: 15 Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Karyawan

6. Kemampuan Adaptasi

Mengukur kecepatan dan keefektifan karyawan dalam menyesuaikan diri dengan situasi dan perubahan lingkungan kerja.

7. Kepemimpinan

Mengukur kemampuan karyawan dalam memimpin dan memotivasi rekan kerjanya untuk mencapai tujuan bersama.

8. Tanggung Jawab

Mengukur seberapa baik karyawan bertanggung jawab atas pekerjaan yang diterima serta kemampuan dalam memenuhi tanggung jawab yang diberikan.

9. Sikap dan Perilaku 

Indikator ini akan mengukur motivasi, semangat, dan etos kerja karyawan.


Setelah memahami cara mengukur kinerja karyawan serta indikator yang diperlukan, barulah kamu bisa melakukan penilaian. Tentu kamu membutuhkan data yang akurat untuk meninjau indikator kinerja di atas.

Gunakan saja fitur laporan kinerja karyawan dari StaffAny agar kamu bisa mendapatkan data yang akurat dan transparan. Laporan yang dilihat bisa diekspor atau dikirimkan kepada karyawanmu sebagai bahan evaluasi dan self-appraisal mereka. Hubungi StaffAny segera untuk mencoba free trial aplikasinya. Mulailah melakukan pengukuran kinerja yang akurat dengan fitur terbaik StaffAny!

Like this article?

Share on Facebook
Share on LinkedIn
WhatsApp

Related article

Leave a comment