8 Penyebab Inflasi yang Perlu Dipahami Pebisnis

Table of Contents

Pasti kamu sering mendengar istilah inflasi yang identik dengan kenaikan harga secara massal. Inflasi merupakan masalah perekonomian negara yang bisa memengaruhi keberlangsungan bisnismu secara signifikan. Bagaimana tidak? Harga bahan baku yang naik tentu berdampak pada peningkatan biaya operasional bisnis. Lantas, apa yang menjadi penyebab inflasi makin pesat di Indonesia?

StaffAny akan mengupas tuntas tentang sejumlah faktor terjadinya inflasi di tanah air kita. Yuk, simak artikel ini sebagai sumber pengetahuanmu.

Pengertian Inflasi

pengertian inflasi adalah

Inflasi merupakan gejala ekonomi berupa kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi secara terus-menerus dalam kurun waktu tertentu. Kenaikan harga barang selama satu atau dua hari belum tentu disebut inflasi, kecuali jika peningkatan harga tersebut meluas ke daerah lainnya. Inflasi mengakibatkan daya beli masyarakat menurun karena uang yang dimiliki bernilai lebih sedikit.

Beberapa pakar ekonomi juga memiliki pengertian yang berbeda tentang inflasi. McEachern membahas inflasi sebagai kondisi kenaikan harga rata-rata barang secara simultan, tetapi harganya tidak mengalami fluktuasi. Maksudnya, suatu kondisi tidak bisa disebut sebagai inflasi apabila terjadi perubahan harga secara naik-turun pada setiap bulannya.

Rimsky K. Judisseno mengartikan inflasi sebagai penurunan nilai mata uang akibat kenaikan harga barang atau kebutuhan pokok. Sementara itu, Winardi mengartikan inflasi sebagai kondisi yang terjadi ketika daya beli masyarakat menurun akibat uang yang beredar lebih banyak daripada jumlah barang atau jasa yang ditawarkan.

Baca juga: 5 Manfaat Business Plan dalam Bisnis

Dampak Inflasi bagi Sebuah Negara?

Inflasi dapat memiliki berbagai dampak dan konsekuensi terhadap suatu negara dan ekonominya. Berikut adalah beberapa dampak umum yang terjadi jika suatu negara mengalami inflasi:

1. Menurunkan Nilai Uang

Inflasi menyebabkan nilai mata uang suatu negara menurun. Sebagai akibatnya, setiap unit mata uang (seperti dolar, euro, atau rupiah) memiliki daya beli yang lebih rendah. Orang-orang perlu membayar lebih banyak uang untuk barang dan jasa yang sama seperti sebelumnya.

2. Pengurangan Daya Beli

Inflasi dapat mengurangi daya beli masyarakat karena uang mereka tidak lagi dapat membeli sebanyak yang bisa dibeli sebelumnya. Ini bisa mengurangi tingkat kebahagiaan dan kualitas hidup orang-orang.

3. Ketidakpastian Bisnis

Tingkat inflasi yang tinggi dapat menciptakan ketidakpastian ekonomi, karena sulit untuk merencanakan keuangan jangka panjang ketika harga-harga terus naik dengan cepat.

Kemudian inflasi yang tidak terkendali dapat menciptakan ketidakpastian bagi bisnis. Mereka mungkin kesulitan merencanakan harga dan biaya produksi mereka, yang dapat mengganggu rencana ekspansi atau investasi.

4. Perubahan dalam Perilaku Ekonomi

Inflasi dapat memengaruhi perilaku ekonomi. Misalnya, orang-orang mungkin cenderung menghabiskan uang mereka lebih cepat daripada menghematnya karena mereka takut uang akan kehilangan nilainya.

Baca juga: 5 Dampak Inflasi bagi Pengusaha F&B

5. Pengaruh terhadap Investasi

Inflasi dapat memengaruhi keputusan investasi. Ketika inflasi tinggi, orang mungkin lebih suka mengalokasikan uang mereka ke aset-aset yang dapat melindungi nilainya dari inflasi, seperti properti atau logam mulia, daripada menyimpannya dalam bentuk uang tunai.

6. Pengaruh pada Hutang

Jika suku bunga tidak mengikuti tingkat inflasi, maka nilai riil utang akan berkurang, yang dapat memberikan keuntungan bagi peminjam dan merugikan para pemberi pinjaman.

7. Dampak pada Ekspor dan Impor

Tingkat inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya saing ekspor suatu negara karena harga produk lokal menjadi lebih tinggi. Sebaliknya, impor bisa menjadi lebih murah, yang dapat merugikan produsen dalam negeri.

Baca juga: 8 Faktor yang Mendorong Terjadinya Perdagangan Internasional

Penyebab Inflasi yang Wajib Diketahui Pengusaha

Inflasi berdampak besar pada keberlangsungan bisnis di Indonesia. Ada delapan penyebab terjadinya inflasi di suatu negara, mulai dari permintaan barang, ekspektasi masyarakat, hingga faktor luar negeri. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Permintaan Barang Meningkat Demand-Pull Inflation)

Inflasi terjadi apabila permintaan terhadap barang mengalami peningkatan. Kondisi ini membuat penyediaan produk menjadi menurun, padahal tidak ada substitusi atau pengganti untuk barang tersebut. Alhasil, harga barang yang diminta naik secara drastis dan bisa memengaruhi harga barang lainnya. 

Kenaikan harga minyak goreng pada awal tahun 2022 merupakan salah satu contoh kasus dari penyebab inflasi ini. Beberapa bisnis F&B terpaksa menaikkan harga jual produknya untuk mengimbangi biaya produksi. 

StaffAny

2. Kenaikan Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)

Meningkatnya biaya produksi secara terus-menerus bisa juga menjadi penyebab inflasi. Peningkatan biaya produksi ini tidak lepas dari kenaikan harga bahan baku, upah tenaga kerja, harga peralatan yang digunakan, dan harga bahan bakar. Biasanya, penyebab inflasi ini terjadi pada negara yang ekonominya sedang berkembang.

3. Pertambahan Jumlah Peredaran Uang

Kelompok klasik menggagas teori penyebab inflasi adalah peredaran jumlah uang yang bertambah. Mereka beranggapan bahwa jumlah uang yang beredar memengaruhi peningkatan harga barang.

Kenaikan harga barang terjadi ketika jumlah uang yang beredar meningkat tetapi tidak diiringi penambahan jumlah barang. Kondisi ini bisa disebut inflasi apabila terjadi secara terus-menerus.

4. Ekspektasi Masyarakat

Inflasi bisa juga terjadi karena ekspektasi masyarakat. Mereka berharap bahwa kondisi ekonomi makro pada masa depan akan lebih baik. Alhasil, harga barang pun meningkat terus-menerus demi mewujudkan ekspektasi tersebut. Namun, penyebab inflasi ini sulit dideteksi karena tidak terlalu signifikan.

5. Kekacauan Stabilitas Ekonomi dan Politik

Harga barang di suatu negara cenderung mengalami peningkatan akibat kondisi ekonomi dan politik yang kurang stabil. Penyebab inflasi ini pernah dialami oleh Indonesia pada tahun 1998.

Kondisi ekonomi Indonesia yang kacau pada saat itu membuat angka inflasi meningkat hingga 70%. Sebagai informasi, tingkat inflasi masih tergolong normal jika berkisar pada angka 3%-4%.

Baca juga: Cara Membuat Business Plan yang Baik

6. Keputusan Perusahaan

Inflasi bisa pula terjadi karena keputusan perusahaan besar untuk menaikkan harga komoditas yang sedang populer apabila mengalami peningkatan permintaan. Konsumen juga rela mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk mendapatkan barang.

Alhasil, harga suatu komoditas makin melangit sehingga terjadi inflasi. Kondisi ini biasanya terjadi pada barang yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat, seperti bahan pokok dan gas.

7. Utang Nasional

Utang negara bisa menjadi salah satu penyebab inflasi yang signifikan. Apabila negara memiliki jumlah utang yang besar, pemerintah akan melakukan dua opsi, yaitu menaikkan pajak atau mencetak lebih banyak uang untuk melunasi utang tersebut.

Dua opsi tersebut sama-sama menimbulkan inflasi jika diterapkan. Bisnis akan meningkatkan harga produk apabila pemerintah menaikkan pajak. Peningkatan harga produk bertujuan untuk mengimbangi kenaikan pajak produksi dikenakan oleh bisnis.

Peredaran uang di masyarakat bertambah apabila pemerintah mencetak lebih banyak uang. Akibatnya, harga barang meningkat, tetapi mata uang mengalami penurunan nilai alias devaluasi.

8. Faktor Luar Negeri

Kondisi luar negeri bisa pula menyebabkan inflasi di Indonesia. Contoh sederhananya, harga minyak mentah yang naik secara global berpengaruh pada komoditas impor lainnya, seperti bahan makanan. Stabilitas politik luar negeri yang kurang aman juga bisa menjadi faktor pendorong inflasi di negara kita.

Banyak sekali faktor yang menjadi penyebab inflasi, ya? Kondisi inflasi bisa terjadi setiap tahun sehingga kamu perlu memantau keuangan bisnismu agar tetap stabil.

Salah satu pengeluaran terbesar dalam bisnis adalah pembayaran kompensasi karyawan. Kamu bisa menyesuaikan pemberian kompensasi seperti gaji atau bonus berdasarkan kinerja dan prestasi karyawan.

Baca juga: Pajak Penghasilan Perusahaan: Pengertian dan Jenisnya

Tentu saja kamu membutuhkan software HRD untuk memantau kinerja agar bisa memberikan kompensasi secara objektif dan adil. Gunakanlah aplikasi StaffAny dengan fitur yang lengkap, seperti absen di tempat, pengajuan cuti, penjadwalan karyawan, timesheet hingga laporan real-time.

Kamu bisa memantau kinerja seluruh karyawan hanya dalam satu dashboard sehingga lebih efektif. Tunggu apa lagi? Hubungi kami untuk mencoba free trial aplikasinya! Tingkatkan efisiensi manajemen SDM bisnismu hanya dengan StaffAny!

Like this article?

Share on Facebook
Share on LinkedIn
WhatsApp

Related article

Leave a comment