5 Dampak Inflasi bagi Pengusaha F&B

Table of Contents

Apakah kamu menyadari kalau tingkat inflasi di Indonesia makin meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir? Kondisi ini bisa kamu rasakan ketika melihat harga kebutuhan pokok dan biaya hidup yang naik drastis. Dampak inflasi bagi pengusaha bidang food and beverage (F&B) justru lebih signifikan karena mereka merasakan kenaikan biaya dalam seluruh aspek bisnisnya.

StaffAny akan menjelaskan dampak inflasi bagi pengusaha F&B yang wajib kamu pahami. Selain itu, kamu juga akan mendapat panduan untuk mengatasi dampak inflasi agar bisnismu tetap stabil. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Dampak Inflasi bagi Pengusaha yang Wajib Disadari

Inflasi membawa dampak yang cukup masif bagi pengusaha F&B. Seluruh aspek bisnis terkena dampaknya, mulai dari rantai pasokan hingga upah tenaga kerja. Berikut penjelasan lengkapnya.

1. Peningkatan Biaya Operasional

International Monetary Fund (IMF) mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan harga rata-rata barang atau jasa selama periode waktu tertentu. Kenaikan harga ini juga dirasakan oleh pemilik bisnis mana pun. Seluruh biaya operasional bisnis mengalami kenaikan, mulai dari bahan baku, transportasi, peralatan, bahkan upah tenaga kerja.

Kenaikan biaya operasional ini berdampak pula pada keuntungan bisnis. Bisnis mau tidak mau harus menaikkan harga produknya supaya tetap memperoleh keuntungan. Harga produk yang naik akan meningkatkan pendapatan bisnis sehingga mampu menutup biaya operasional yang membengkak. Strategi menaikkan harga produk ini dikenal sebagai cost-push inflation.

2. Rantai Pasok Terganggu

Persediaan barang mentah yang dibutuhkan untuk membuat produk berkurang, sementara permintaan pasar tetap sama atau bahkan mengalami peningkatan. Akibatnya, supply chain atau rantai pasok bisnis terganggu karena bisnis kekurangan bahan mentah. Kondisi ini sering dialami oleh brand F&B yang sudah mendunia, jadi kamu bisa berkaca dari kegagalan supply chain mereka.

3. Upah Tenaga Kerja Meningkat

Harga kebutuhan hidup yang kian meningkat membuat banyak pekerja meminta kenaikan gaji. Mereka membutuhkan upah yang lebih layak agar tetap bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tentu berpengaruh pada pengusaha karena mereka harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk menggaji karyawan. Di sisi lain, pengusaha ingin mempertahankan loyalitas karyawan melalui pemberian gaji yang proporsional.

Baca juga: 4 Perbedaan UMR dan UMK: Penjelasan Lengkapnya

4. Suku Bunga Pinjaman Naik

Dampak ini perlu disadari bagi pengusaha F&B yang ingin mengajukan pinjaman. Suku bunga kredit pun meningkat ketika terjadi inflasi. Pengusaha akan berpikir dua kali sebelum mengajukan pinjaman di lembaga keuangan ketika terjadi inflasi. Pasalnya, mereka harus membayar suku bunga lebih tinggi ketika melunasi cicilan pinjaman.

5. Pelanggan Tidak Puas

Kenaikan biaya produksi dan harga bahan mentah mengharuskan pengusaha untuk menaikkan harga jual produknya. Ada pula pengusaha yang tetap memasang harga jual yang sama, tetapi memperkecil ukuran produk agar biaya produksinya tidak membengkak. Alhasil, beberapa pelanggan tidak puas dengan kebijakan tersebut dan bisa saja beralih ke konsumen lainnya. Kondisi ini makin diperparah dengan daya beli konsumen yang menurun akibat inflasi.

Baca juga: Experiential Marketing: Arti dan Cara Menerapkan

Cara Mengatasi Dampak Inflasi bagi Bisnis

Setiap masalah pasti ada solusinya. Begitu pula inflasi, ada solusi yang bisa diterapkan untuk mengurangi dampaknya agar tidak berpengaruh secara signifikan pada kelangsungan bisnismu. Berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan.

1. Menyetok Lebih Banyak Persediaan

Kamu tidak bisa memprediksi kapan terjadinya inflasi dengan tepat. Harga barang tiba-tiba langsung naik dengan cepat dalam beberapa bulan sehingga kamu terkejut ketika terjadi inflasi. Solusinya, kamu bisa menyetok lebih banyak persediaan bahan baku atau inventaris lainnya dari supplier sejak awal. Langkah ini juga membuat bisnis kamu terlihat lebih kompetitif dibandingkan kompetitor.

2. Tidak Mengabaikan Arus Kas

Kondisi bisnis yang lesu mungkin membuatmu ingin mengabaikan arus kas. Kamu tidak terdorong untuk membayar tagihan, utang, atau cicilan pinjaman akibat kenaikan harga. Namun, jangan abaikan kewajiban kamu dan bayarlah tagihan dengan tepat waktu. Tetaplah mencatat pengeluaran dan pemasukan bisnismu secara transparan agar kamu bisa mengetahui biaya yang harus dipotong.

3. Lakukan Diversifikasi Rantai Pasok

Masa inflasi bisa menjadi kesempatan untuk melakukan diversifikasi rantai pasok. Kamu bisa mencari pemasok (supplier) atau vendor lain yang menyediakan bahan baku dengan harga lebih terjangkau. Proses produksi bisnismu tetap berjalan lancar apabila kamu mempunyai lebih banyak supplier dalam proses rantai pasok bisnismu. Selain itu, kamu juga bisa memberikan penawaran harga terbaik kepada supplier baru melalui perjanjian kerja sama.

4. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Diperlukan

Penting sekali untuk mengetatkan ikat pinggang pada masa inflasi. Kamu perlu memotong biaya dan pengeluaran yang tidak diperlukan agar bisa menyimpan lebih banyak uang sebagai dana darurat bisnis. Pastikan kamu mengetahui kebutuhan bisnismu yang paling penting sehingga pemotongan anggaran dilakukan secara cermat.

Untuk pengusaha F&B skala kecil, kamu bisa memotong gaji karyawan hingga batas minimum, mengubah kuantitas produk, atau mengurangi biaya pemasaran. Apabila ada kebutuhan bisnis yang bisa ditunda, kamu bisa menghapusnya dari daftar anggaran untuk sementara waktu hingga bisnismu sudah stabil di tengah inflasi.

Baca juga: 4 Langkah Cara Membuat Business Plan yang Baik

5. Ambil Kredit Lebih Awal

Tidak ada salahnya mengambil pinjaman untuk mengembangkan bisnismu. Namun, kamu harus mengingat bahwa inflasi di Indonesia makin pesat pada beberapa tahun belakangan ini. Suku bunga kredit bisa jadi meningkat sewaktu-waktu, jadi kamu perlu memanfaatkan momen yang tepat untuk mengajukan pinjaman. Pastikan kamu memilih penyedia layanan kredit yang menyediakan suku bunga rendah agar tidak merasa kesulitan ketika membayarnya.

6. Lakukan Otomatisasi untuk Produktivitas Bisnis

Mungkin kamu merasa khawatir ketika inflasi mulai menyerang negara ini. Alasannya, inflasi bisa menurunkan pendapatan bisnis sehingga kamu tidak sanggup membayar upah karyawan. Daripada mengkhawatirkan hal tersebut, lebih baik kamu fokus meningkatkan produktivitas bisnismu. Produktivitas yang meningkat akan membantu bisnismu mampu meningkatkan pendapatannya secara perlahan.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan produktivitas bisnis, salah satunya StaffAny, software HRD dalam bisnismu. Ada banyak fitur StaffAny yang memudahkan karyawan selama bekerja. Pertama, ada fitur absen di tempat sangat berguna agar karyawan bisa mencatat absensi masuk dan keluar hanya melalui smartphone mereka. Tidak hanya itu, karyawan pun bisa mengajukan cuti lewat fitur pengajuan cuti di aplikasi ini.

Bukan hanya karyawan yang diuntungkan dengan StaffAny, tetapi juga tim HRD bisnismu. Mereka bisa memantau kinerja karyawan lewat fitur timesheet dan real-time reports yang tersedia. StaffAny merancang fitur timesheet otomatis sehingga bisa menghindari tindakan kecurangan yang tidak diinginkan.

StaffAny juga menyediakan Start Up Plan bagi kamu yang baru merintis bisnis F&B dan masih mempekerjakan kurang dari 25 karyawan. Start Up Plan ini mendorong kamu untuk langsung menerapkan penggunaan sistem manajemen SDM sejak awal sehingga bisnismu lebih efektif dalam menangani karyawan yang lebih banyak nantinya. Tunggu apa lagi? Hubungi kami segera untuk mendapatkan StaffAny sekarang juga! 

Sudahkah kamu memahami dampak inflasi bagi pengusaha F&B setelah membaca artikel ini? Jangan lupa untuk menerapkan cara mengatasi dampak inflasi agar bisnismu tetap bertahan, ya!

Like this article?

Share on Facebook
Share on LinkedIn
WhatsApp

Related article

Leave a comment